ASUHAN
KEPERAWATAN FEBRIS THYPOID
(
Askepiniadalahcontoh, jadimohonmaafpatofisiologidanketeranganlainnyatidaksaya
lengkapi, dantidakbisa di copy. Jikainginmendapatkansemuanyadalambentukmicrosoft word, silakanlakukan Order 705 Kumpulan Askepuntukmendapatkan Kumpulan 705 Askep, 300 Materi, 78 Leaflet,dan 100 EbookKeperawatan)
lengkapi, dantidakbisa di copy. Jikainginmendapatkansemuanyadalambentukmicrosoft word, silakanlakukan Order 705 Kumpulan Askepuntukmendapatkan Kumpulan 705 Askep, 300 Materi, 78 Leaflet,dan 100 EbookKeperawatan)
A. DEFINISI
Demam/FebrisTifoidadalahpenyakitinfeksiakutusushalus. DemamParatifoidbiasanyalebihringandanmenunjukkanmaniffestasiklinis yang sama/menyebabkan enteritis akut.SinonimdemamTifoiddanParatifoidadalah Typhoid dan Paratyphoid fever, enteric fever, typhus danparatyphusabdominatis.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
Demam/FebrisTifoidadalahpenyakitinfeksiakutusushalus. DemamParatifoidbiasanyalebihringandanmenunjukkanmaniffestasiklinis yang sama/menyebabkan enteritis akut.SinonimdemamTifoiddanParatifoidadalah Typhoid dan Paratyphoid fever, enteric fever, typhus danparatyphusabdominatis.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
B. ETIOLOGI
Etiologidaridemamtypoiddan paratyphoid adalah S. typhi, S. Paratyphi A, S. Paratyphi B dan S. Paratyphi C.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
Etiologidaridemamtypoiddan paratyphoid adalah S. typhi, S. Paratyphi A, S. Paratyphi B dan S. Paratyphi C.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
C. PATOFISIOLOGI
Kuman S. typhimasuktubuhmanusiamelaluimulutdenganmakanandan air yang tercemar. Sebagiankumandimusnahkanolehasamlambung.SebagianlagimasukkeusushalusdanmencapaijaringanLimpoid plague poyeri di ileum terminalis yang mengalamihipertropi.
Ditempattersebutkomplikasiperdarahandanperforasi intestinal dapatterjadi.Kuman S. typhikemudianmenembuske lamina propia, masukaliranlimfedanmencapaikelenjarlimfemesenterial, yang jugamengalamihipertropi.Setelahmelewatikelenjar-kelenjarlimfeini S. typhimasukalirandarahmelaluiductustharacicus.Kuman-kuman S. typhi lain mencapaihatimelaluisirkulasi portal danusus.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Biakandarahpositifmemastikandemam typhoid, tetapibiakandarahnegatiftidakmenyingkirkandemam typhoid.Biakantinjapositifmenyokong diagnosis klinisdemam typhoid.
Peningkatan titer ufiwidalempat kali lipatselama 2 – 3 minggumemastikan diagnosis demam typhoid.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
E. FOKUS INTERVENSI
1. Hipertermiaberhubungandengan proses infeksi salmonella typosa/typhi. (Lynda Jual, 1998)
Tujuan : - pasienakanmencapaisuhutubuh yang normal.
- Pasienmengatakanbadantidakdemamlagi.
- TTV dalambatas normal.
Intervensi : - kajisejauhmanapengetahuanpasiententanghipertermi.
- Jelaskanpenyebabterjadinyahipertermi.
- Jelaskanupaya-upayauntukmengatasihipertermidan bantu pasienuntukmelaksanakanupayatersebut :
+ Berikompresdingin.
+ Anjurkanpasienmenggunakanpakaian yang tipis danmenyerapkeringat.
+ Ciptakansuasana yang tenang.
+ Gantipakaiandanalattenunjikabasah.
2. Hipertermi b/d proses inflamasidalamusus. (Lynda Jual, 1995)
Tujuan :pasiendapatmempertahankansuhutubuhnyadibawah 38oC.
Intervensi : - kajiulang vital sigh.
- Monitor input dan output.
- Berikankompresdingin.
- Berikanobatsesuaidenganadvisdokter.
3. Difreit volume cairan b/d tidakadekuat intake cairan. (Carpenito Lynda Jual, 1995)
Tujuan : volume cairandanelektrolitmenjadiseimbangdanadekuat.
Intervensi : - monitor intake dan output cairan.
- Anjurkanpasienbanyakminum.
- Monitor KU pasien.
- Monitor tetesaninfus.
F. PATHWAY
Kuman S. typhimasuktubuhmanusiamelaluimulutdenganmakanandan air yang tercemar. Sebagiankumandimusnahkanolehasamlambung.SebagianlagimasukkeusushalusdanmencapaijaringanLimpoid plague poyeri di ileum terminalis yang mengalamihipertropi.
Ditempattersebutkomplikasiperdarahandanperforasi intestinal dapatterjadi.Kuman S. typhikemudianmenembuske lamina propia, masukaliranlimfedanmencapaikelenjarlimfemesenterial, yang jugamengalamihipertropi.Setelahmelewatikelenjar-kelenjarlimfeini S. typhimasukalirandarahmelaluiductustharacicus.Kuman-kuman S. typhi lain mencapaihatimelaluisirkulasi portal danusus.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Biakandarahpositifmemastikandemam typhoid, tetapibiakandarahnegatiftidakmenyingkirkandemam typhoid.Biakantinjapositifmenyokong diagnosis klinisdemam typhoid.
Peningkatan titer ufiwidalempat kali lipatselama 2 – 3 minggumemastikan diagnosis demam typhoid.
( Juwono, Rachmat. 1996 )
E. FOKUS INTERVENSI
1. Hipertermiaberhubungandengan proses infeksi salmonella typosa/typhi. (Lynda Jual, 1998)
Tujuan : - pasienakanmencapaisuhutubuh yang normal.
- Pasienmengatakanbadantidakdemamlagi.
- TTV dalambatas normal.
Intervensi : - kajisejauhmanapengetahuanpasiententanghipertermi.
- Jelaskanpenyebabterjadinyahipertermi.
- Jelaskanupaya-upayauntukmengatasihipertermidan bantu pasienuntukmelaksanakanupayatersebut :
+ Berikompresdingin.
+ Anjurkanpasienmenggunakanpakaian yang tipis danmenyerapkeringat.
+ Ciptakansuasana yang tenang.
+ Gantipakaiandanalattenunjikabasah.
2. Hipertermi b/d proses inflamasidalamusus. (Lynda Jual, 1995)
Tujuan :pasiendapatmempertahankansuhutubuhnyadibawah 38oC.
Intervensi : - kajiulang vital sigh.
- Monitor input dan output.
- Berikankompresdingin.
- Berikanobatsesuaidenganadvisdokter.
3. Difreit volume cairan b/d tidakadekuat intake cairan. (Carpenito Lynda Jual, 1995)
Tujuan : volume cairandanelektrolitmenjadiseimbangdanadekuat.
Intervensi : - monitor intake dan output cairan.
- Anjurkanpasienbanyakminum.
- Monitor KU pasien.
- Monitor tetesaninfus.
F. PATHWAY
(Juwono, 1999)
-
DAFTAR PUSTAKA
-
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Juall. 1995.
DiagnosaKeperawatan. Gramedia. Jakarta.
Doengoes.E Marilynn. 2000.
RencanaasuhanKeperawatan. BukuKedokteran Jakarta.
Juwono, Rahmat. 1996. IlmuPenyakitDalam
FKUI. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar