BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anemia adalah
suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin, suatu senyawa kimia
dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Hal ini bisa karena kadar hemoglobinnya yang berkurang, atau malah sel darah
merahnya yang berkurang.
Penyebab paling
umum dari anemia adalah kekurangan zat besi. Kebanyakan wanita tidak menyadari
bahwa dia mengalami anemia dan baru sadar pada saat menjalani tes darah seperti
pada waktu donor darah dan tes darah lengkap. Namun gejala umum anemia adalah
mudah capek, nafas gampang tersengal-sengal dan Wanita lebih beresiko terserang
anemia daripada pria, masalahnya setiap bulan wanita banyak kehilangan darah
pada saat menstruasi dan harus memproduksi banyak darah, berbeda dengan pria,
pria kan tidak mengalami menstruasi.
Diet tinggi zat
besi cukup signifikan untuk mencegah anemia, salah satu makanan tinggi zat besi
adalah daging dan sayuran hijau. Tannin yang terdapat dalam teh mampu
menghambat penyerapan zat besi di usus, makanya habis makan daging diusahakan
tidak minum teh. Sebaliknya, vitamin C memiliki efek yang bagus untuk
penyerapan zat besi, satu porsi steak daging dengan segelas jus jeruk merupakan
kombinasi yang bagus untuk mencegah anemia. Penyakit anemia kita kenal dalam
bahasa sehari-hari dikenal sebagai kurang darah. Cegahlah penyakit ini agar
tidak menjadi semakin parah karena akan merusak organ-organ tubuh karena organ-organ
tersebut kekurangan suplai oksigen. Untuk mengetahui tentang anemia ini,
sebaiknya kita simak tulisan dibawah ini?
B.
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Anemia
b. Menjelaskan etiologi Anemia
c. Menjelaskan patofisiologi Anemia
d. Menjelaskan manifestasi klinik
Anemia
e. Menjelaskan pengobatan Anemia
f. Menjelaskan Pemeriksaan dan
diagnostik Anemia
g. Menjelaskan Penanganan Anemia
h. Menjelaskan pengkajian Anemia
i.
Menjelaskan diagnosa dan intervensi Anemia
j.
Menjelaskan evaluasi Anemia
C.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui
secara jelas tentang Anemia dan cara pengobatannya
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan tentang
apa yang dimaksud dengan Anemia dan bagaimana cara pengobatannnya
b. Untuk mengetahui apa penyebab
dari Anemia
BAB I
PENDAHULUAN
A.
KONSEP DASAR MEDIK
1.
Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi
penurunan kadar hemoglobin, suatu senyawa kimia dalam sel darah merah yang
berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa karena kadar
hemoglobinnya yang berkurang, atau malah sel darah merahnya yang berkurang.
Anemia terjadi ketika darah kita kekurangan hemoglobin (Hb) yang bertugas
membantu sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia
pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin
B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk
menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi
anemia megaloblastik. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel
darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas).
Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).
Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).
2.
Etiologi
Mekanisme yang menyebabkan terjadinya anemia diantara adalah
Anemia kekurangan zat besi: ini anemia yang sangat
sering ditemui. Tubuh memerlukan zat besi untuk memproduksi Hb. Sumber-sumber
besi pada makanan ada 2 bentuk, yang Heme dan yang non-Heme. Yang Heme mudah
sekali diserap seperti daging sapi, hati, telur, daging ayam dan daging merah.
Sedangkan yang non-Heme terdapat pada sayuran-sayuran hijau seperti bayam,
kangkung, buncis dimana zat besi tersebut tidak dapat langsung diserap oleh
tubuh dan harus diubah dulu oleh usus agar mudah
diserap.
Anemia Megaloblastik
(Kekurangan Vitamin Anemia ini terjadi jika tubuh kekurangan asam folat dan vitamin B-12.
Tubuh mempunyai sel darah merah yang tidak mengangkut oksigen dengan baik.
Akibat komplikasi, Beberapa penyakit bisa
mengganggu produksi sel darah merah. Misalnya, penderita penyakit ginjal yang
melakukan dialisis (membuang zat sisa dengan bantuan melakukannya). Ginjal
mereka tidak mampu memproduksi cukup hormon untuk membuat sel darah merah, dan
zat besi banyak terbuang dalam proses dialisis.
Penyakit darah turunan, Salah
satu jenis penyakit turunan yang membuat anemia adalah kelalaian bentuk sel
darah meraah (sickle cell anemia). Tubuh akan menghancurkan sel darah meraaah
yang tidak normal ini namun tidak cukup cepat memproduksi sel baru sehingga
anemia muncul. Thalasemia merupakan penyakit darah yang diturunkan yang akan
mempengaruhi kemampuan tubuh memproduksi sel darah merah.
Anemia Aplastis, Ini
penyakit yang jarang terjadi dimana sumsum tulang belakang tidak memproduksi
sel darah merah yang cukup. Ini juga akan mempengaruhi jumlah sel darah putih
sehingga akan rentan terhadap infeksi dan perdarahan yang tidak bisa dihentikan
3.
Patofisiologi
Anemia
terjadi karena berkurangnya produksi hormon eritropoietin (EPO) akibat
berkurangnya massa sel-sel tubulus ginjal. Hormon ini diperlukan oleh sumsum
tulang untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah dalam jumlah yang cukup
untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika eritropoietin berkurang, maka
sel-sel darah merah yang terbentuk pun akan berkurang, sehingga timbullah
anemia.
Faktor lain yang juga berperan dalam terjadinya anemia
adalah :
1. Kekurangan zat besi, asam
folat, vitamin B12, karnitin
2. Penghambat eritropoietin
(peradangan, hiperparatiroidisme)
3. Perdarahan
4. Umur sel darah merah yang
memendek (misalnya pada anemia hemolitik, anemia sickle cell/anemia
bulan sabit)
4.
Manifestasi Klinik
Penyakit anemia
adalah dimana kondisi jumlah sel darah merah dalam darah tidak normal atau
rendah. Dokter kadang-kadang menjelaskan penyakit anemia sebagai seseorang yang memiliki darah
rendah. Seseorang yang menderita kurang darah disebut anemia.
Darah terdiri
dari dua bagian, bagian cair yang disebut plasma dan sel-sel bagian. Selular
bagian berisi berbagai jenis sel. Salah satu yang paling penting dan paling
banyak sel adalah jenis sel darah merah. Yang lain adalah jenis sel darah putih
dan sel platelets. Tujuan dari sel darah merah adalah untuk memberikan oksigen
dari paru-paru ke bagian lain dari tubuh.
Secara umum, terdapat tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan menurut ukuran sel darah merah:
Secara umum, terdapat tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan menurut ukuran sel darah merah:
1.
Jika sel darah merah yang lebih kecil
dari biasanya, ini disebut microcytic anemia. Penyebab utama dari jenis ini
adalah anemia kekurangan zat besi dan hemoglobin.
2. Jika ukuran sel darah merah
yang normal dalam ukuran (tetapi jumlahnya rendah), ini disebut normocytic
anemia, seperti anemia yang menyertai penyakit kronis atau anemia yang
berhubungan dengan penyakit ginjal.
3. Jika sel darah merah lebih
besar dari biasanya, maka disebut macrocytic anemia. Penyebab utama dari jenis
ini adalah yang berkaitan dengan alkohol.
5.
Pengobatan Atau Terapi
Pengobatan
suportif diberikan untuk mencegah dan mengobati terjadinya anemia :
1. Pengobatan terhadap anemia. Untuk
menghindarkan anak dari anemia, sebaiknya anak diisolasi dalam ruangan khusus
yang ”sucihama”. Pemberian obat antibiotika hendaknya dipilih yang tidak
menyebabkan depresi kejiwaaan.
2. Transfusi darah. Gunakan
komponen darah bila harus melakukan transfusi darah. Hendakanya harus diketahui
bahwa tidak ada manfaatnya mempertahankan kadar hemoglobin yang tinggi, karena
dengan transfusi darah yang terlampau sering, akan timbul depresi terhadap
sumsum tulang atau dapat menyebabkan timbulnya reaksi hemolitik (reaksi
transfusi), akibat terbentuknya antibodi terhadap sel darah merah , leukosit
dan trombosit. Dengan demikian transfusi darah diberikann bila perlu. Pada
keadaan yang sangat gawat (perdarahan masif, perdarahan otak dan sebagainya)
dapat diberikan suspensi trombosit.
3. Transplantasi tubuh ditetapkan
sebagai terapi terbaik pada pasien anemia sejak tahun 70-an. Donor yang terbaik
berasal dari saudara kandung dengan Human Leukocyte Antigen (HLA)nya cocok.
6.
Pemeriksaan Dan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar:
1.
Hemoglobin
(Hb)
Hemoglobin adalah bagian dari sel darah
merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Nilai normal untuk wanita :
12,5-15 gr/dL, pria : 14-16 gr/dL.
2. Hematokrit (Ht)
Hematokrit menggambarkan persentase
kandungan sel darah merah dalam darah Anda. Nilai normal untuk wanita : 38-47%,
pria : 42-50%.
7.
Penanganan
Seperti
telah disebutkan, kadar Hb seseorang amat berpengaruh bagi terdistribusikannya
oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini terkait pula dengan zat besi yang dikandung
dalam tubuh kita. Menurut dr Syafrizal Syafei SpPD KHOM, ahli hematologi
onkologi medis RSCM dalam makalahnya di seminar 'Indonesia Bebas Anemia' di
Jakarta Juli 2004, zat besi berfungsi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam
darah. Sedangkan oksigen sendiri diperlukan tubuh untuk proses pembakaran yang
menghasilkan energi.
Kurangnya
kadar oksigen dalam darah dapat menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi sel di
seluruh tubuh termasuk otak. ''Dalam kondisi seperti itu seseorang jadi tidak
produktif. Otomatis juga kemampuan berpikirnya jadi menurun, kondisi fisiknya
juga menurun,'' kata Adi Sasongko. ''Bayangkan kalau ini terjadi belasan tahun
sejak anak berada di usia balita hingga masa sekolah, kualitas berpikirnya juga
menjadi berkurang. Dan kalau kita bicara anak-anak sekolah maka prestasinya
bisa menjadi di bawah rata-rata,'' tambahnya. Pendapat senada juga dikemukana
Syafrizal. Pada anak-anak, kondisi seperti itu dapat menyebabkan prestasi
belajarnya terganggu karena pembentukan otak sejak kecil terhambat.
8.
Pencegahan
Untuk mencegah kekurangan zat
besi, sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi
yang mencukupi. Sementara itu, mengatasi anemia yang penting adalah mencari
dulu penyebabnya.
Bila penyebabnya telah
diobati, penyakit anemia akan sembuh dengan sendirinya. Selain zat besi,
konsumsi makanan yang mengandung asam folat dan vitamin B-12. Perhatikan asupan
kalsium, kopi dan teh yang berlebihan. Zat-zat ini menghalangi penyerapan zat
besi.
B.
KONSEP DASAR KPERAWATAN
1.
Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum, Kehilangan
produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap latihan
rendah dan kebutuhan untuk tidur dan istirahat tidak banyak
Tanda : Takikardia/takipnea; disspnea pada bekerja
atau istirahat, letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan kekuatan, ataksia, tubuh tidak gerak,
bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunjukkan keletihan.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya
perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina CHF (akibat jantung
berlebihan). Riwayat endokartis infektif kronis. Palpasi (takikardia
kompensasi)
Tanda : TD : memingkat sistolik dengan diastolik
stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural disritmia; abnormalias EKG,
misalnya depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia.
Bunyi jantung murmur sistolik (DB)
Integritas ego
Gejala : Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan misalnya penolakan transfusi darah
Tanda : Depresi
Eliminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen,
sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare
atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen
Makanan/Cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein
hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (Ulkus pada faring). Mual/muntah, dispepsia, anoreksia.
Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau pika untuk es,
kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat dan sebagainya.
Tanda : Lidah tampak merah daging/halus. Membran
mukosa kering, pucat. Turgor kulit; buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas. Stomatitis dan glositis. Bibir : selitis misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah
2.
Intervensi
-
Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa,
dasar kuku
R/
: Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menentukan kebutuhan intervensi.
-
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
R/ : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
oksigenasi untuk kebutuhan seluler
-
Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA
R/ : Mengidentifikasi defiesiensi dan kebutuhan
pengobatan respons terhadap terapi
-
Berikan SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat
untuk komplikasi transfusi
R/ : Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen :
memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko
perdarahan
-
Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
R/ : Hipotensi postural atau hipoksia serebral
dapat menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko cedera
3.
Evaluasi
Dari hasil evaluasi pasien mampu menunjukkan :
1. Pemeriksaan jantung melalui eritropoieti nadi Anda memungkinkan dokter Anda untuk
memeriksa Hb dan pembuluh darah.
2. Tes darah (gas darah arteri)
dapat juga digunakan untuk menentukan berapa banyak oksigen yang hadir dalam
darah Menjaga tekanan udara pada organ tubuh.
3. Pengukuran tekanan darah dan memiliki
tekanan darah sangat normal
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anemia adalah suatu kondisi
dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin, suatu senyawa kimia dalam sel darah
merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa
karena kadar hemoglobinnya yang berkurang, atau malah sel darah merahnya yang
berkurang.
Penyebab paling umum dari
anemia adalah kekurangan zat besi. Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dia
mengalami anemia dan baru sadar pada saat menjalani tes darah seperti pada
waktu donor darah dan tes darah lengkap. Namun gejala umum anemia adalah mudah
capek, nafas gampang tersengal-sengal dan terlihat pucat.
Diet tinggi zat besi cukup
signifikan untuk mencegah anemia, salah satu makanan tinggi zat besi adalah
daging dan sayuran hijau. Tannin yang terdapat dalam teh mampu menghambat
penyerapan zat besi di usus, makanya habis makan daging diusahakan tidak minum
teh. Sebaliknya, vitamin C memiliki efek yang bagus untuk penyerapan zat besi,
satu porsi steak daging dengan segelas jus jeruk merupakan kombinasi yang bagus
untuk mencegah anemia.
B.
Saran
Untuk
mencegah kekurangan zat besi, sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang mencukupi. Sementara itu, mengatasi anemia yang
penting adalah mencari dulu penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. sebuah
b
c
Rippe, James M.; Irwin, Richard S. (2003). Irwin
dan Rippe's Kedokteran perawatan intensif. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. ISBN 978-0-7817-3548-3. OCLC 53868338.[Halaman
diperlukan]
2. "http://en.wikipedia.org/wiki/Anemia”
3. Doenges, Marilynn
E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian
Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta, 2009