Kamis, 04 Oktober 2012

Asuhan Keperawatan Anemia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin, suatu senyawa kimia dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa karena kadar hemoglobinnya yang berkurang, atau malah sel darah merahnya yang berkurang.
Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat besi. Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dia mengalami anemia dan baru sadar pada saat menjalani tes darah seperti pada waktu donor darah dan tes darah lengkap. Namun gejala umum anemia adalah mudah capek, nafas gampang tersengal-sengal dan Wanita lebih beresiko terserang anemia daripada pria, masalahnya setiap bulan wanita banyak kehilangan darah pada saat menstruasi dan harus memproduksi banyak darah, berbeda dengan pria, pria kan tidak mengalami menstruasi.
Diet tinggi zat besi cukup signifikan untuk mencegah anemia, salah satu makanan tinggi zat besi adalah daging dan sayuran hijau. Tannin yang terdapat dalam teh mampu menghambat penyerapan zat besi di usus, makanya habis makan daging diusahakan tidak minum teh. Sebaliknya, vitamin C memiliki efek yang bagus untuk penyerapan zat besi, satu porsi steak daging dengan segelas jus jeruk merupakan kombinasi yang bagus untuk mencegah anemia. Penyakit anemia kita kenal dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai kurang darah. Cegahlah penyakit ini agar tidak menjadi semakin parah karena akan merusak organ-organ tubuh karena organ-organ tersebut  kekurangan suplai oksigen. Untuk mengetahui tentang anemia ini, sebaiknya kita simak tulisan dibawah ini?
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Anemia
b.      Menjelaskan etiologi Anemia
c.       Menjelaskan patofisiologi Anemia
d.      Menjelaskan manifestasi klinik Anemia
e.       Menjelaskan pengobatan Anemia
f.       Menjelaskan Pemeriksaan dan diagnostik Anemia
g.      Menjelaskan Penanganan Anemia
h.      Menjelaskan pengkajian Anemia
i.        Menjelaskan diagnosa dan intervensi Anemia
j.        Menjelaskan evaluasi Anemia





C.    Tujuan  Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara jelas tentang Anemia dan cara pengobatannya
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mendeskripsikan tentang apa yang dimaksud dengan Anemia dan bagaimana cara pengobatannnya
b.      Untuk mengetahui apa penyebab dari Anemia


BAB I
PENDAHULUAN
A.    KONSEP DASAR MEDIK
1.      Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin, suatu senyawa kimia dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa karena kadar hemoglobinnya yang berkurang, atau malah sel darah merahnya yang berkurang.
Anemia terjadi ketika darah kita kekurangan hemoglobin (Hb) yang bertugas membantu sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas).
Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).
2.      Etiologi
Mekanisme yang menyebabkan terjadinya anemia diantara adalah
Anemia kekurangan zat besi: ini anemia yang sangat sering ditemui. Tubuh memerlukan zat besi untuk memproduksi Hb. Sumber-sumber besi pada makanan ada 2 bentuk, yang Heme dan yang non-Heme. Yang Heme mudah sekali diserap seperti daging sapi, hati, telur, daging ayam dan daging merah. Sedangkan yang non-Heme terdapat pada sayuran-sayuran hijau seperti bayam, kangkung, buncis dimana zat besi tersebut tidak dapat langsung diserap oleh tubuh dan harus diubah dulu oleh usus agar mudah diserap.
Anemia Megaloblastik (Kekurangan Vitamin Anemia ini terjadi jika tubuh kekurangan asam folat dan vitamin B-12. Tubuh mempunyai sel darah merah yang tidak mengangkut oksigen dengan baik.
Akibat komplikasi, Beberapa penyakit bisa mengganggu produksi sel darah merah. Misalnya, penderita penyakit ginjal yang melakukan dialisis (membuang zat sisa dengan bantuan melakukannya). Ginjal mereka tidak mampu memproduksi cukup hormon untuk membuat sel darah merah, dan zat besi banyak terbuang dalam proses dialisis.
Penyakit darah turunan, Salah satu jenis penyakit turunan yang membuat anemia adalah kelalaian bentuk sel darah meraah (sickle cell anemia). Tubuh akan menghancurkan sel darah meraaah yang tidak normal ini namun tidak cukup cepat memproduksi sel baru sehingga anemia muncul. Thalasemia merupakan penyakit darah yang diturunkan yang akan mempengaruhi kemampuan tubuh memproduksi sel darah merah.
Anemia Aplastis, Ini penyakit yang jarang terjadi dimana sumsum tulang belakang tidak memproduksi sel darah merah yang cukup. Ini juga akan mempengaruhi jumlah sel darah putih sehingga akan rentan terhadap infeksi dan perdarahan yang tidak bisa dihentikan
3.      Patofisiologi
Anemia terjadi karena berkurangnya produksi hormon eritropoietin (EPO) akibat berkurangnya massa sel-sel tubulus ginjal. Hormon ini diperlukan oleh sumsum tulang untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika eritropoietin berkurang, maka sel-sel darah merah yang terbentuk pun akan berkurang, sehingga timbullah anemia.
Faktor lain yang juga berperan dalam terjadinya anemia adalah :
1.      Kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, karnitin
2.      Penghambat eritropoietin (peradangan, hiperparatiroidisme)
3.      Perdarahan
4.      Umur sel darah merah yang memendek (misalnya pada anemia hemolitik, anemia sickle cell/anemia bulan sabit)
4.      Manifestasi Klinik
Penyakit anemia adalah dimana kondisi jumlah sel darah merah dalam darah tidak normal atau rendah. Dokter kadang-kadang menjelaskan penyakit anemia sebagai seseorang yang memiliki darah rendah. Seseorang yang menderita kurang darah disebut anemia.
Darah terdiri dari dua bagian, bagian cair yang disebut plasma dan sel-sel bagian. Selular bagian berisi berbagai jenis sel. Salah satu yang paling penting dan paling banyak sel adalah jenis sel darah merah. Yang lain adalah jenis sel darah putih dan sel platelets. Tujuan dari sel darah merah adalah untuk memberikan oksigen dari paru-paru ke bagian lain dari tubuh.
Secara umum, terdapat tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan menurut ukuran sel darah merah:
1.      Jika sel darah merah yang lebih kecil dari biasanya, ini disebut microcytic anemia. Penyebab utama dari jenis ini adalah anemia kekurangan zat besi dan hemoglobin.
2.      Jika ukuran sel darah merah yang normal dalam ukuran (tetapi jumlahnya rendah), ini disebut normocytic anemia, seperti anemia yang menyertai penyakit kronis atau anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal.
3.      Jika sel darah merah lebih besar dari biasanya, maka disebut macrocytic anemia. Penyebab utama dari jenis ini adalah yang berkaitan dengan alkohol.
5.      Pengobatan Atau Terapi
Pengobatan suportif diberikan untuk mencegah dan mengobati terjadinya anemia :
1.      Pengobatan terhadap anemia. Untuk menghindarkan anak dari anemia, sebaiknya anak diisolasi dalam ruangan khusus yang ”sucihama”. Pemberian obat antibiotika hendaknya dipilih yang tidak menyebabkan depresi kejiwaaan.
2.      Transfusi darah. Gunakan komponen darah bila harus melakukan transfusi darah. Hendakanya harus diketahui bahwa tidak ada manfaatnya mempertahankan kadar hemoglobin yang tinggi, karena dengan transfusi darah yang terlampau sering, akan timbul depresi terhadap sumsum tulang atau dapat menyebabkan timbulnya reaksi hemolitik (reaksi transfusi), akibat terbentuknya antibodi terhadap sel darah merah , leukosit dan trombosit. Dengan demikian transfusi darah diberikann bila perlu. Pada keadaan yang sangat gawat (perdarahan masif, perdarahan otak dan sebagainya) dapat diberikan suspensi trombosit.
3.      Transplantasi tubuh ditetapkan sebagai terapi terbaik pada pasien anemia sejak tahun 70-an. Donor yang terbaik berasal dari saudara kandung dengan Human Leukocyte Antigen (HLA)nya cocok.
6.      Pemeriksaan Dan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar:
1.      Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Nilai normal untuk wanita : 12,5-15 gr/dL, pria : 14-16 gr/dL.
2.      Hematokrit (Ht)
Hematokrit menggambarkan persentase kandungan sel darah merah dalam darah Anda. Nilai normal untuk wanita : 38-47%, pria : 42-50%.

7.      Penanganan
Seperti telah disebutkan, kadar Hb seseorang amat berpengaruh bagi terdistribusikannya oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini terkait pula dengan zat besi yang dikandung dalam tubuh kita. Menurut dr Syafrizal Syafei SpPD KHOM, ahli hematologi onkologi medis RSCM dalam makalahnya di seminar 'Indonesia Bebas Anemia' di Jakarta Juli 2004, zat besi berfungsi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah. Sedangkan oksigen sendiri diperlukan tubuh untuk proses pembakaran yang menghasilkan energi.
Kurangnya kadar oksigen dalam darah dapat menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi sel di seluruh tubuh termasuk otak. ''Dalam kondisi seperti itu seseorang jadi tidak produktif. Otomatis juga kemampuan berpikirnya jadi menurun, kondisi fisiknya juga menurun,'' kata Adi Sasongko. ''Bayangkan kalau ini terjadi belasan tahun sejak anak berada di usia balita hingga masa sekolah, kualitas berpikirnya juga menjadi berkurang. Dan kalau kita bicara anak-anak sekolah maka prestasinya bisa menjadi di bawah rata-rata,'' tambahnya. Pendapat senada juga dikemukana Syafrizal. Pada anak-anak, kondisi seperti itu dapat menyebabkan prestasi belajarnya terganggu karena pembentukan otak sejak kecil terhambat.


8.      Pencegahan
Untuk mencegah kekurangan zat besi, sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang mencukupi. Sementara itu, mengatasi anemia yang penting adalah mencari dulu penyebabnya.
Bila penyebabnya telah diobati, penyakit anemia akan sembuh dengan sendirinya. Selain zat besi, konsumsi makanan yang mengandung asam folat dan vitamin B-12. Perhatikan asupan kalsium, kopi dan teh yang berlebihan. Zat-zat ini menghalangi penyerapan zat besi.
B.     KONSEP DASAR KPERAWATAN
1.      Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Gejala           :  Keletihan, kelemahan, malaise umum, Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap latihan rendah dan kebutuhan untuk tidur dan istirahat tidak banyak
Tanda           :  Takikardia/takipnea; disspnea pada bekerja atau istirahat, letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan kekuatan, ataksia, tubuh tidak gerak, bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan.
Sirkulasi
Gejala           :  Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina CHF (akibat jantung berlebihan). Riwayat endokartis infektif kronis. Palpasi (takikardia kompensasi)
Tanda           :  TD : memingkat sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural disritmia; abnormalias EKG, misalnya depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung murmur sistolik (DB)
Integritas ego
Gejala           :  Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan misalnya penolakan transfusi darah
Tanda           :  Depresi
Eliminasi     
Gejala           :  Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda           :  distensi abdomen


Makanan/Cairan
Gejala           :  penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (Ulkus pada faring). Mual/muntah, dispepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau pika untuk es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat dan sebagainya.
Tanda           :  Lidah tampak merah daging/halus. Membran mukosa kering, pucat. Turgor kulit; buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis. Bibir : selitis misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
2.      Intervensi
-          Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa, dasar kuku
R/ : Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
-          Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
R/  : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi  untuk kebutuhan seluler
-          Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA
R/  : Mengidentifikasi defiesiensi dan kebutuhan pengobatan respons terhadap terapi
-          Berikan SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi
R/  : Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen : memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko  perdarahan
-          Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
R/ : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko cedera
3.      Evaluasi
Dari hasil evaluasi pasien mampu menunjukkan :
1.      Pemeriksaan jantung melalui eritropoieti nadi Anda memungkinkan dokter Anda untuk memeriksa Hb dan pembuluh darah.
2.      Tes darah (gas darah arteri) dapat juga digunakan untuk menentukan berapa banyak oksigen yang hadir dalam darah Menjaga tekanan udara pada organ tubuh.
3.      Pengukuran tekanan darah dan memiliki tekanan darah sangat normal


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin, suatu senyawa kimia dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa karena kadar hemoglobinnya yang berkurang, atau malah sel darah merahnya yang berkurang.
Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat besi. Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dia mengalami anemia dan baru sadar pada saat menjalani tes darah seperti pada waktu donor darah dan tes darah lengkap. Namun gejala umum anemia adalah mudah capek, nafas gampang tersengal-sengal dan terlihat pucat.
Diet tinggi zat besi cukup signifikan untuk mencegah anemia, salah satu makanan tinggi zat besi adalah daging dan sayuran hijau. Tannin yang terdapat dalam teh mampu menghambat penyerapan zat besi di usus, makanya habis makan daging diusahakan tidak minum teh. Sebaliknya, vitamin C memiliki efek yang bagus untuk penyerapan zat besi, satu porsi steak daging dengan segelas jus jeruk merupakan kombinasi yang bagus untuk mencegah anemia.

B.     Saran
Untuk mencegah kekurangan zat besi, sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang mencukupi. Sementara itu, mengatasi anemia yang penting adalah mencari dulu penyebabnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. sebuah b c Rippe, James M.; Irwin, Richard S. (2003). Irwin dan Rippe's Kedokteran perawatan intensif. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 978-0-7817-3548-3. OCLC 53868338. [Halaman diperlukan]
 2. "http://en.wikipedia.org/wiki/Anemia”

3. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta, 2009
4.      ^ Anemia Departemen Anestesi dan Perawatan Intensif Universitas Cina Hong Kong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar